Gagal itu biasa, Bangkit itu baru Luar Biasa!


Oleh: Abdurrahman Hafid

Begitu banyak manusia yang tidak sanggup menghadapi kegagalan dan tak banyak manusia yang siap menghadapi kegagalan. Banyak yang terpuruk, tersungkur bahkan bunuh diri ketika menghadapi kegagalan. Ternyata orang labih siap menghadapi keberhasilan dibandingkan kegagalan. Hanya orang yang mampu bangkit dari kegagalan sajalh yang patut disebut dengan orang-orang yang luar biasa.

 

Di singapura ada sebuah adat kebiasaan yang dituangkan dalam sebuah penghargaan yang disebut dengan Phoenix Award. Penghargaan yang diberikan untuk orang-orang yang gagal. Nama penghargaa ini diambil dari sebuah legenda burung elang yang dalam kurun waktu tertentu jasadnya hancur menjadi debu. Dan selang waktu berjalan akhirnya debu-debu tersebut menatu menjadi bentuk yang sama pada awalnya dan dapat menjelma kembali menjadi burung elang.

 

Penghargaan ini didedikasikan untuk para pengusaha yang perusahaannya bangkrut kemudian bangkit kembali dan membangun perusahaanya sehingga perusahaannya lebih maju dari sebelumnya. Namun penghargaan ini sedikit sekali pengusaha yang mendapatkannya dan menjadi pecut bagi para pengusaha yang ada di Singapura. Karena begitu besar bobot dari penghargaan ini, sehingga Perdana Menteri Singapura yang langsung memberikan penghargaan tersebut.

 

Ada juga sebuah kisah inspiratif yang mungkin dapat memaknai arti dari sebuah kegagalan.

 

Ada sebuah kompetisi balap mobil rakitan di sebuah kota. Masing-masing peserta berusaha merakit mobilnya dengan bahan yang paling bagus, ada yang terbuatdari metal dan dengan merk yang mahal. Namun di samping itu ada juga anak yang merakit mobilnya hanya dengan bahan – bahan sederhana yaitu terbuat dari kayu. Secara kasat mata mana mungkin mobil yang terbuat dari kayu itu akan bisa memenangkan pertandingan, dan semua orang sepakat kalau memandang sebelah mata si mobil kayu itu.

 

Sebelum pertandingan dimulai ia berdo’a sejenak sambil melirih dan akhirnya pertandinganpun dimulai. Putaran demi putaran berlangsung, terus menerus para peserta kejar-kejaran. Para penonton sorak sorai mendukung ‘jagoannya’ semua mata pun tertuju ke sirkuit pertandingan mobil siapa yang akan menjadi juara.

 

Tahukah Anda siapakah pemenangnya? Tak disangka ternyata Sang Juara adalah mobil rakitan yang terbuat dari kayu tersebut. Dan akhirnya ada seseorang yang bertanya apakah resep dari kemenangannya. Ternyata sebelum memulai pertandingan ia sempat berdo’a. Do’a apakah yang ia panjatkan? Apakah do’a untuk diberikan kemenangan? Bukan. Bukan do’a kemenangan yang ia panjatkan. Namun isi dari do’a tersebut adalah “Ya Allah berikanlah aku kekuatan adan aku memohon untuk tidak menangis ketika mendapatkan kegagalan”

 

Begitu hebatnya sang pembalap itu yang mengerti hakikat dari sebuah kegagalan. Orang yang seperti itulah yang tak lemah ketika jatuh dan tak angkuh ketika berhasil. Inilah hidup dan kahidupan, perjalannya begitu jauh dan banak onak serta duri yang akan dihadapi. Pastilah banyak peristiwa yang akan kita hadapi. Anda harus siap menghadapi tantangan yang akan datag hadir di depan maata Anda.

 

Lihat balita yang sedang belajar berjalan, begitu gigihnya sang balita tersebut. Wwalaupun jatuh dan terbentur sesuatu, namun dengan semangtnya ia bangkit kembali dan berjalan lagi. Begitulah seterusnya proses belajar itu terjadi. Akhirnya sang balita pandai berjalan setelah belajar dari jatuh yang ia alami sebelumnya. Andaikan si balita tadi tidak bangkit lagi untuk belajar berjalan setelah jatuh, maka pastilh sanmpai ia dewasa tidak akan bisa berjalan. Inilah gambaran betapa pentingnya bangkit kembali dari sebuag kegagalan atau kesuksesan kecil untuk menuju kesuksesan besar. Gagal itu biasa, bangkit dari kegagalan itu baru yang luar biasa.

Leave a comment